Hey blogers...bagi yang baca cerita ini, sebaiknya baca dulu cerita sebelumnya tentang 'Nasehat Ibu' wkwk, gak maksud apa-apa sih, cuman biar terasa nyambung aja hehhe..okey selamat membaca, setelah itu selamat menulis juga kyakyakyakya :))
Selama ini ibu selalu melarang saya
pergi bermain ke tempat yang jauh. Apalagi jika rumah teman saya berada di
seberang jalan. Sampai suatu ketika saya nekat untuk pergi bermain secara
diam-diam, namun akhirnya saya pun ketahuan dan hal itu membuat ibu sangat
marah. Yang membuat ibu khawatir adalah jika harus menyeberang jalan. Pada
waktu itu, ibu sangat takut jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Makanya
ibu selalu mewanti-wanti kami untuk berhati-hati.
Namun hari itu
saya dan kedua adik saya harus melanggar perkataan ibu. Tetapi tujuan kami
sungguh bukan ingin pergi bermain, melainkan kami hendak membelikan ibu sebuah
kado karena hari itu adalah hari ulang tahun ibu kami. Kedua adik saya
sebenarnya sudah mencoba melarang, namun saya yang memang agak keras kepala
tetap memaksa untuk membeli kado yang berada di toko di seberang jalan raya. Akhirnya
kami bertiga pergi ke toko tersebut. sebenarnya ada perasaan cemas,
jangan-jangan bukannya senang tapi ibu akan kembali marah-marah. Namun karena
tekad yang sudah bulat saya pun tetap melanjutkan misi itu.
Untungnya kami
bertiga selamat sampai tujuan dan barang yang kami incar pun berhasil kami beli
memakai uang hasil patungan bertiga. Sampai di rumah kami berencana untuk
membungkusnya. Seperti biasa ibu langsung menyambut kami bertiga sepulang
sekolah. Ibu belum tahu kalau kami telah singgah dan menyeberang jalan raya. Hari
itu kami dimasakkan masakan spesial, dalam rangka memperingati hari kelahiran
ibu. Setelah makan kami bertiga masuk ke kamar dan segera membungkus kado
tersebut.Selesai membungkus kami lalu memberi kejutan untuk ibu. Dengan perasaan bercampur; aduk perlahan kami member5 kejutan untuk ibu. Dan sudah bisa dibayangkan ibu sangat senang menerima kado tersebut. Ibu terlihat sanga terharu, apalagi setelah dibuka isinya adalah benda yang sangat ibu sukai. Kado itu adalah kaset kesukaan ibu yang beberapa hari lalu pernah ibu ceritakan. Namun ibu akhirnya menyadari dan segera bertanya, "Di mana kalian membeli kaset ini?"
Dengan ragu dan perasaan takut-takut
akhirnya kami menjawab jujur. Kami sangat takut jika suasana membahagiakan itu
tiba-tiba berubah jadi suasana penuh amarah. Karena ibu sangat tidak senang
jika kami menyeberangi jalan raya yang padat kendaraan itu. Namun, ternyata ibu
tidak marah. mungkin karena ia amat terharu. Bahkan ibu sempat meminta maaf karena
pernah marah-marah dan selalu melarang kami menyeberang jalan. Ibu malah
berkata sudah seharusnya kalian dibiasakan untuk menyeberang jalan dengan benar
dan hati-hati. Ibu pun mengucapkan terimakasih kepada kami, sekaligus memberi
berbagai nasihat untuk kami betiga. Terlebih lagi soal menyeberang jalan raya.
Karena sedari dulu ibu memang selalu mewanti-wanti kami agar berhati-hati jika
hendak menyeberangi jalan. Sebagai tanda terimakasih ibu kepada kami bertiga,
ibu pun berjanji membelikan kami sepeda. Benar saja, keesokan harinya sudah ada sebuah
sepeda cantik untuk ekantri, singkatan nama Eka, Ana, dan Tantri. Terimakasih ibu,
terimakasih ayah, terimakasih Tuhan atas anugerah keluarga yang indah ini.
0 komentar:
Posting Komentar